SEJARAH DESA TOPEJAWA

Dalam berdirinya Desa Topejawa tentunya tidak terjadi begitu saja mesti ada suatu proses, peristiwa kejadian yang terjadi banyak aspek yang terjadi sehingga terbentuknya suatu peradaban seperti nilai-nilai, norma-norma, dan pola piker manusia yang menghasilkan berbagai corak Kebudayaan, Agama, Adat Istiadat, Kebangsaan, Bahasa, Bentuk Pemerintahan dan bahkan sampai susunan dan tatacara menjalankan politik.

Dalam sejarahnya penamaan Desa Topejawa ada beberapa 2 (Dua) Versi yang berbeda dan dari sumber yang berbeda :

Versi Pertama :

Bersumber dari Daeng Tata “ Desa Topejawa adalah sebuah kajian filsuf yang Dimana Topejawa terbagi menjadi Dua kata Yaitu, TOPE yang artinya selendang atau selimut sedangkan JAWA adalah nyawa atau jiwa yang bermakna yang menyelimuti seluruh nyawa Masyarakat/Menyatukan masyarakat Topejawa, yang Dimana berlandaskan dari Masjid Nurul Rahman yang diklaim sebagai Masjid Tertua setelah Masjid Katangka di Kabupaten Gowa dan sebagai tempat belajarnya Masyarakat terkait Agama Islam, dahulu banyak Karaeng-Karaeng yag belajar Agama Islam di Masjid Nurul Rahman seperti Karaeng Binamu.”

Versi Kedua :

Bersumber dari Daeng Ngalli “Dinamakan Desa Topejawa dahulu Desa Topejawa pernah didatangi Orang Jawa yang bertempat tinggal dan melangsungkan kehidupan di Desa Topejawa, seiring  berjalannya waktu Orang Jawa ini meninggalkan Topejawa dan Meninggalkan TOPE-nya (Selendang) di kebunnya dan akhirnya dikatakan Desa Topejawa yang berlandaskan NAMBOA (Nama Lahan) adalah lahan Perkebunan yang dulunya dimiliki oleh Orang Jawa yang ditinggal pergi dan sekarang menjadi tanah milik warga setempat.”

Desa Topejawa adalah Desa yang menjadi pusat Pemerintahan dimasa zaman Lo’mo Dimana membawahi banyak daerah-daerah lainnya yang sekarang sudah menjadi desa tersendiri dengan pemerintah tersendiri pula.

Dalam kepemerintahan Desa Topejawa dulunya diperintah oleh Lo’mo kepemerintahan ini berlangsung sejak Abad ke-14 pada Tahun 1320 dibawa pemerintahan Kerajaan GOWA1 . Pada tahun 1960, kepemerintahan Lo’mo (Panggilan terhormat seperti karaeng) berubah menjadi Distrik (Kecamatan) Dimana distrik Topejawa adalah pembetuk awal kecamatan yang sekarang dikenal sebagai Kecamatan Mangarabombang dan Kecamatan Mappakasunggu. Desa Topejawa dulunya adalah sebuah distrik lalu berubah menjadi Desa, Sejarah mencatat dalam kepemimpinan Desa Topejawa diperintah oleh Lo’mo lalu kemudian diperintah oleh Kepala Desa.

Setelah berpindahnya pemerintahan dari Lo’mo menjadi Desa, yang pertama memimpin Desa Topejawa adalah Pak Rayu seorang tantara yang ditugaskan untuk memimpin Desa Topejawa selama kurang lebih 3 (tiga) tahun, lalu kemudian diadakan pemilihan secara Demokrasi dan terpilihlah Hamiseng Dg Pasang yang menjabat selama kurang lebih 23 (Dua Puluh Tiga) tahun, setelah berakhirnya masa kepemimpinan Hamiseng Dg Pasang diadakan Kembali pemilihan dan memberi hasil kepada Sulaeman Dg Rate yang memimpin selama kurang lebih 12 (Dua Belas) tahun, lalu setelah berakhirnya masa kepemimpinan beliau, dilanjutkan oleh Hasbullah Dg Nanjeng yang menjabat Selama Kurang lebih 6 (Enam) tahun dan dilanjutkan oleh H. M. Nurdin Dg Sutte yang menjabat selama kurang lebih 12 (Dua Belas) tahun dan sekarang Desa Topejawa dipimpin oleh Arman Dg Siantang, S.IP sebagai Kepala Desa terpilih periode 2021-2027.

1 Skripsi Kartini,  “Lontara Bilang sebagai sumber Sejarah Gowa” h 27